KLU atau Klasifikasi Lapangan Usaha adalah kode yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mengklasifikasi wajib pajak berdasarkan jenis badan usaha. KLU pada dasarnya mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Badan Pusat Statistik Tahun 2009 Cetakan III. Namun terdapat beberapa perubahan pada KBLI III guna menyesuaikan keperluan administrasi perpajakan serta evaluasi pendapatan negara dari pajak. 

Kode Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU): Pengertian, Kategori, dan Kode Lengkap

Perusahaan gawai asal Amerika Serikat, Apple kembali menarik perhatian dengan meluncurkan beberapa lini produknya, antara lain iPhone 16 Series, Airpods 4, Apple Watch Series 10, dan Apple Watch Ultra 2 pada acara Apple Event 2024 - 9 September 2024 di Cupertino, California.&nbsp;&nbsp;Untuk iPhone 16 series, Apple mengeluarkan 4 seri andalannya, seperti iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, dan iPhone 16 Pro Max. Keempat seri ini hadir dengan berbagai pembaruan yang signifikan, di antaranya chipset A18 &amp; A18 Pro yang lebih bertenaga, fitur Camera Control terbaru untuk pengaturan kamera yang lebih presisi, teknologi Apple Intelligence yang semakin cerdas, bezel yang semakin tipis, serta peningkatan besar dalam daya tahan baterai.&nbsp;&nbsp;Dengan inovasi tersebut, kehadiran iPhone 16 Series sangat dinantikan oleh para penggemar teknologi, termasuk di Indonesia. Pemesanan iPhone 16 akan dimulai pada tanggal 13 September 2024 di 58 negara. Sayangnya, Indonesia tidak masuk ke dalam daftar negara tersebut. Berkaca dari seri-seri sebelumnya, iPhone 16 Series diperkirakan baru akan tersedia secara resmi di Indonesia pada Oktober 2024 atau sekitar satu bulan setelah peluncuran global. Akibat terkendala Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), seri iPhone 16 seperti iPhone 16 Pro Max, iPhone 16 Pro, iPhone 16 Plus, iPhone 16, dan iPhone 16e akan dipasarkan di Indonesia mulai tanggal 11 April 2025.&nbsp;&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Harga iPhone 16 Series di Berbagai Negara</h2>&nbsp;Bagi masyarakat Indonesia yang tidak sabar menunggu rilis resmi di dalam negeri, iPhone 16 Series dapat dibeli lebih awal dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.&nbsp;Berikut ini adalah perbandingan harga iPhone 16 Series di kedua negara tersebut beserta harga resminya di Amerika Serikat:&nbsp;<figure class="table"><table><tbody><tr><td rowspan="2">Seri</td><td rowspan="2">Varian</td><td colspan="3">Harga</td></tr><tr><td>Malaysia</td><td>Singapura</td><td>Amerika Serikat</td></tr><tr><td rowspan="3">iPhone 16</td><td>128 GB</td><td>RM3.999 / Rp14,1 jutaan</td><td>S$1.299 / Rp15,3 jutaan</td><td>$799 / Rp12.4 jutaan</td></tr><tr><td>256 GB</td><td>RM4.499 / Rp15,9 jutaan</td><td>S$1.449 / Rp17,7 jutaan</td><td>$899 / Rp13.9 jutaan</td></tr><tr><td>512 GB</td><td>RM5.499 / Rp19,4 jutaan</td><td>S$1.749 / Rp20,7 jutaan</td><td>$1099 / Rp17 jutaan</td></tr><tr><td rowspan="3">iPhone 16 Plus</td><td>128 GB</td><td>RM4.499 / Rp15,9 jutaan</td><td>S$1.399 / Rp16,5 jutaan</td><td>$899 / Rp13.9 jutaan</td></tr><tr><td>256 GB</td><td>RM4.999 / Rp17,7 jutaan</td><td>S$1.549 / Rp18,3 jutaan</td><td>$999 / Rp15.5 jutaan</td></tr><tr><td>512 GB</td><td>RM5.999 / Rp21,2 jutaan</td><td>S$1.849 / Rp21,8 jutaan</td><td>$1199 / Rp18.5 jutaan</td></tr><tr><td rowspan="4">iPhone 16 Pro</td><td>128 GB</td><td>RM4.999 / Rp17,7 jutaan</td><td>S$1.599 / Rp18,9 jutaan</td><td>$999 / Rp15.5 jutaan</td></tr><tr><td>256 GB</td><td>RM5.499 / Rp19,4 jutaan</td><td>S$1.749 / Rp20,7 jutaan</td><td>$1099 / Rp17 jutaan</td></tr><tr><td>512 GB</td><td>RM6.499 / Rp23 jutaan</td><td>S$2.049 / Rp24,2 jutaan</td><td>$1299 / Rp20.1 jutaan</td></tr><tr><td>1 TB</td><td>RM7.499 / Rp26,5 jutaan</td><td>S$2.349 / Rp27,8 jutaan</td><td>$1499 / Rp23.2 jutaan</td></tr><tr><td rowspan="3">iPhone 16 Pro Max</td><td>256 GB</td><td>RM5.999 / Rp21,2 jutaan</td><td>S$1.899 / Rp22,4 jutaan</td><td>$1199 / Rp18.5 jutaan</td></tr><tr><td>512 GB</td><td>RM6.999 / Rp24,8 jutaan</td><td>S$2.199 / Rp26 jutaan</td><td>$1399 / Rp21.6 jutaan</td></tr><tr><td>1 TB</td><td>RM7.999 / Rp28,3 jutaan</td><td>S$2.499 / Rp29,5 jutaan</td><td>$1599 / Rp24.7 jutaan</td></tr></tbody></table></figure>&nbsp;<h3 style="text-align:justify;">Baca Juga: <a href="https://www.pajakku.com/read/9afeb031-1659-468b-906c-887135cf908b/--wwwpajakkucom-read-9afeb031-1659-468b-906c-887135cf908b---wwwpajakkucom-read-9afeb031-1659-468b-906c-887135cf908b---wwwpajakkucom-read-9afeb031-1659-468b-906c-887135cf908b---wwwpajakkucom-read-9afeb031-1659-468b-906c-887135cf908b---wwwpajakkucom-read-9afeb031-1659-468b-906c-887135cf908b-Tarif-Sanksi-Denda-Bea-Masuk-Akibat-Kesalahan-Pelaporan-Nilai-Barang-Impor-Beserta-Contohnya">Tarif Sanksi Denda Bea Masuk Akibat Kesalahan Pelaporan Nilai Barang Impor Beserta Contohnya</a></h3> &nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Tarif Bea Masuk dan Pajak iPhone 16 Series</h2>&nbsp;Dengan membeli iPhone 16 Series dari luar negeri, pembeli akan dikenakan biaya tambahan berupa bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI).&nbsp;Pembelian melalui mekanisme barang bawaan penumpang atau jasa titipan (jastip) mengharuskan pembeli membayar beberapa komponen yang terdiri dari:&nbsp;<ul style="list-style-type:disc;"><li style="text-align:justify;">Bea Masuk: 10% dari nilai pabean</li><li style="text-align:justify;">PDRI&nbsp;yang terdiri dari:<ul style="list-style-type:circle;"><li style="text-align:justify;">PPN (Pajak Pertambahan Nilai): (11/12) x 12%</li><li style="text-align:justify;">PPh Pasal 22 Impor (bagi yang memiliki NPWP): 10%</li><li style="text-align:justify;">PPh Pasal 22 Impor (bagi yang tidak memiliki NPWP): 20%</li></ul></li></ul>&nbsp;Perlu diperhatikan, setiap penumpang mendapatkan pembebasan bea sebesar US$500 per orang untuk barang bawaan pribadi.&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Simulasi Perhitungan Biaya Impor iPhone 16 Series</h2>&nbsp;Bagi yang Memiliki NPWPDavid, seorang wajib pajak yang memiliki NPWP, membeli iPhone 16 varian 128 GB di Malaysia seharga RM3.999 atau setara Rp14.100.000 (kurs RM1 = Rp3.527) atau sekitar US$923 (kurs 1 US$ = Rp15.407). Dengan adanya pembebasan US$500 untuk barang bawaan pribadi, berikut perhitungannya:<figure class="table"><table><tbody><tr><td>Nilai Pabean</td><td>= Harga Barang – Nilai Pembebasan= US$923 - US$500&nbsp;=&nbsp;US$423 / Rp6.517.428 (Kurs 1 US$ = Rp15.407)</td></tr><tr><td>Bea Masuk (BM)&nbsp;</td><td>= 10% x Nilai Pabean= 10% x Rp6.517.428= Rp651.742,8</td></tr><tr><td>Nilai Impor (NI)</td><td>= Nilai Pabean + BM&nbsp;= Rp6.517.428 + Rp651.742,8= Rp7.169.170,8</td></tr><tr><td>PPN</td><td>= (11/12) x 12% x NI&nbsp;= (11/12) x 12% x&nbsp;Rp7.169.170,8&nbsp;= Rp788.608,788</td></tr><tr><td>PPh 22 Impor&nbsp;(Punya NPWP)&nbsp;&nbsp;</td><td>= 10% x NI&nbsp;= 10% x&nbsp;Rp7.169.170,8&nbsp;= Rp716.917,08</td></tr><tr><td>Total PDRI &amp; Bea Masuk</td><td>= BM + PPN + PPh 22 Impor= Rp651.742,8 + Rp788.608,788 + Rp716.917,08= Rp2.157.268,668</td></tr><tr><td>Total Tagihan</td><td>= Harga Barang + Total PDRI &amp; Bea Masuk= Rp14.100.000 +&nbsp;Rp2.157.268,668= Rp16.257.268,668</td></tr></tbody></table></figure>&nbsp;Dengan demikian, total biaya yang harus dikeluarkan David untuk membawa iPhone 16 varian 128 GB dari Malaysia adalah sekitar Rp16,25 juta setelah memperhitungkan pajak dan bea masuk yang berlaku.&nbsp;&nbsp;Bagi yang Tidak Memiliki NPWPSupri, seorang WNI yang tidak memiliki NPWP, membeli iPhone 16 Pro Max varian 1 TB di Singapura seharga&nbsp;S$2.499 atau setara Rp29.500.000 (kurs S$1 = Rp11.830) atau sekitar US$1.919. Dengan adanya pembebasan US$500 untuk barang bawaan pribadi, berikut perhitungannya:&nbsp;<figure class="table"><table><tbody><tr><td>Nilai Pabean</td><td>= Harga Barang – Nilai Pembebasan= US$1.919 - US$500&nbsp;=&nbsp;US$1.419 / Rp21.862.533 (Kurs 1 US$ = Rp15.407)</td></tr><tr><td>Bea Masuk (BM)&nbsp;</td><td>= 10% x Nilai Pabean= 10% x Rp21.862.533= Rp2.186.253,3</td></tr><tr><td>Nilai Impor (NI)</td><td>= Nilai Pabean + BM&nbsp;= Rp21.862.533 + Rp2.186.253,3= Rp24.048.786,3</td></tr><tr><td>PPN</td><td>= 11% x NI&nbsp;= 11% x&nbsp;Rp24.048.786,3= Rp2.645.366,493</td></tr><tr><td>PPh 22 Impor&nbsp;(Tidak Punya NPWP)&nbsp;&nbsp;</td><td>= 20% x NI&nbsp;= 20% x&nbsp;Rp24.048.786,3= Rp4.809.757,26</td></tr><tr><td>Total PDRI &amp; Bea Masuk</td><td>= BM + PPN + PPh 22 Impor= Rp2.186.253,3+&nbsp;Rp2.645.366,493&nbsp;+&nbsp;Rp4.809.757,26= Rp9.641.377,053</td></tr><tr><td>Total Tagihan</td><td>= Harga Barang + Total PDRI &amp; Bea Masuk=&nbsp;Rp29.500.000 +&nbsp;Rp9.641.377,053= Rp39.141.377,053</td></tr></tbody></table></figure>&nbsp;Dengan demikian, total biaya yang harus dikeluarkan Supri untuk membawa iPhone 16 Pro Max varian 1 TB dari Singapura adalah sekitar Rp39,14 juta setelah memperhitungkan pajak dan bea masuk yang berlaku.&nbsp;&nbsp;<h3 style="text-align:justify;">Baca Berita dan Artikel Pajakku Lainnya di <a href="https://news.google.com/publications/CAAqBwgKMJbsxQswuYfdAw?ceid=ID:en&amp;oc=3&amp;hl=en-ID&amp;gl=ID">Google News</a></h3>

Perusahaan gawai asal Amerika Serikat, Apple kembali menarik perhatian dengan peluncuran beberapa lini produknya, antara lain iPhone 16 Series, Airpods 4, Apple Watch Series 10, dan Apple Watch Ultra 2 pada acara Apple Event 2024 - 9 September di Cupertino, California. 

iPhone 16 Series Resmi Diluncurkan, Berapa Pajak dan Bea Masuk yang Harus Dibayar?

Wajib Pajak baik perorangan maupun badan memiliki kewajiban yaitu membayar pajak, seperti halnya adalah PPh (Pajak Penghasilan) bagi Wajib Pajak yang sudah bekerja dan mendapatkan penghasilan.&nbsp;Meskipun demikian, bagi Wajib Pajak yang memenuhi syarat tertentu, maka penghasilan dari wajib pajak dapat termasuk PTKP dan tidak dihitung dari perpajakan.&nbsp; Apa itu PTKP, fungsi, dan batas PTKP 2025 bagi wajib pajak? Simak selengkapnya dalam artikel di bawah ini!&nbsp;&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Definisi PTKP&nbsp;</h2>Penghasilan Tidak Kena Pajak atau yang sering disingkat PTKP adalah batasan nominal tertentu dari pendapatan Wajib Pajak yang tidak dikenakan pajak. PTKP dapat dikatakan sebagai dasar untuk perhitungan PPh 21.&nbsp;Tidak dikenakan PPh Pasal 21 jika penghasilan Wajib Pajak tidak lebih dari PTKP. Begitu pun sebaliknya jika wajib pajak memiliki penghasilan lebih dari PTKP, maka penghasilan neto yang sudah dikurangi dengan PTKP yang akan menjadi dasar perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21.&nbsp;&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Fungsi PTKP&nbsp;</h2>Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) memiliki fungsi yaitu sebagai pengurang penghasilan neto Wajib Pajak (WP) dalam perhitungan PPh pasal 21. Pasal 21 PPh merupakan pengurang penghasilan yang dibayarkan. Dalam hal ini PTKP bisa diartikan sebagai dasar untuk perhitungan PPh 21.&nbsp;&nbsp;&nbsp;Pemerintah menetapkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) wajib pajak orang pribadi sebesar Rp54 juta per tahun atau Rp4,5 juta per bulan. Namun, angka ini tidak menjadi batas,dan masih dapat bertambah.&nbsp;Menurut <a href="https://www.pajakku.com/tax-guide/12368/UU/7%20TAHUN%202021">Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021</a> tentang Peraturan Perpajakan Seragam (UU HPP), PTKP pribadi masih sebesar Rp 54 juta per tahun, yang merupakan besaran PTKP yang sama dengan yang diatur dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh).&nbsp;Orang pribadi dengan penghasilan bersih bulanan di bawah Rp4,5 juta termasuk dalam kategori Wajib Pajak Tidak Efektif (WP NE) yang tidak perlu menyampaikan SPT. Namun, bagi mereka yang penghasilan bruto tahunannya melebihi Rp54 juta, PTKP dipotong dari penghasilan bruto, yang akan menghasilkan jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP).&nbsp;PKP inilah yang kemudian dikenal dan menjadi basis perhitungan pajak penghasilan (PPh), dengan perhitungan progresif berdasarkan lapisan tarif yang ditetapkan pemerintah. Untuk pembayaran pajak penghasilan sampai dengan tahun pajak 2021, dikenakan bea masuk dan tingkat tarif dengan mengacu pada Undang-Undang Pajak Penghasilan. Adapun, Hingga tahun 2025, batasan PTKP masih menggunakan aturan ini.&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Perbandingan Tarif Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi di UU PPh dan UU HPP&nbsp;</h2><figure class="table"><table><tbody><tr><td colspan="1" rowspan="2">Lapisan Tarif&nbsp;</td><td colspan="2">UU PPh&nbsp;</td><td colspan="2">UU HPP&nbsp;</td></tr><tr><td>Rentang PKP&nbsp;</td><td>Tarif&nbsp;</td><td>Rentang PKP&nbsp;</td><td>Tarif&nbsp;</td></tr><tr><td>I&nbsp;</td><td>0 – Rp 50 juta&nbsp;</td><td>5%&nbsp;</td><td>0 – Rp 60 juta&nbsp;</td><td>5%&nbsp;</td></tr><tr><td>II&nbsp;</td><td>&gt; Rp 50 – 250 juta&nbsp;</td><td>15%&nbsp;</td><td>&gt; Rp 60 – 250 juta&nbsp;</td><td>15%&nbsp;</td></tr><tr><td>III&nbsp;</td><td>&gt; Rp 250 – 500 juta&nbsp;</td><td>25%&nbsp;</td><td>&gt; Rp 250 – 500 juta&nbsp;</td><td>25%&nbsp;</td></tr><tr><td>IV&nbsp;</td><td>&gt; Rp 500 juta&nbsp;</td><td>30%&nbsp;</td><td>&gt; Rp 500 juta – 5 miliar&nbsp;</td><td>30%&nbsp;</td></tr><tr><td>V&nbsp;</td><td>&nbsp;</td><td>&nbsp;</td><td>&gt; 5 miliar&nbsp;</td><td>35%&nbsp;</td></tr></tbody></table></figure>&nbsp;<h3 style="text-align:justify;">Baca juga: <a href="https://www.pajakku.com/read/6323f3f6fa33631a29b3c4ce/Bagaimana-Perpajakan-Pada-Penerbitan-Buku?--">Bagaimana Perpajakan Pada Penerbitan Buku?</a></h3>&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Ketentuan Tarif PTKP&nbsp;</h2>Berdasarkan ketentuan Pajak Penghasilan dalam <a href="https://www.pajakku.com/tax-guide/12368/UU/7%20TAHUN%202021">UU Nomor 7 tahun 2021</a> tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan disebutkan jika seorang wajib pajak memiliki penghasilan lebih dari Rp4.500.000 sebulan, maka harus membayar PPh 21, karena memiliki penghasilan yang di atas PTKP.&nbsp;&nbsp;Adapun, besaran tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) orang pribadi terbaru ialah:<ul><li style="text-align:justify;">Bagi wajib pajak orang pribadi sebesar Rp54.000.000</li><li style="text-align:justify;">Bagi wajib pajak yang sudah kawin mendapatkan tambahan sebesar Rp4.500.000</li><li style="text-align:justify;">PTKP bagi istri yang penghasilannya digabung dengan suami sebesar Rp54.000.000</li><li style="text-align:justify;">Jika ada tambahan, maksimal 3 orang untuk tanggungan keluarga sedarah dalam satu garis keturunan, semenda, atau anak angkat senilai Rp4.500.000</li></ul>&nbsp;Perlu diketahui, keluarga sedarah ialah orang tua kandung, saudara kandung, dan anak. Sedangkan, keluarga semenda ialah mertua, ipar, dan anak tiri.&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Tarif PTKP 2025 Berdasarkan Jumlah Tanggungan&nbsp;</h2><figure class="table"><table><tbody><tr><td>Golongan&nbsp;</td><td>Kode&nbsp;</td><td>Tarif PTKP&nbsp;</td></tr><tr><td colspan="1" rowspan="4">Tidak Kawin (TK)&nbsp;</td><td>TK/0 (tanpa tanggungan)&nbsp;&nbsp;</td><td>Rp54.000.000&nbsp;</td></tr><tr><td>TK/1 (1 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp58.500.000&nbsp;</td></tr><tr><td>TK/2 (2 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp63.000.000&nbsp;</td></tr><tr><td>TK/3 (3 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp67.500.000&nbsp;</td></tr><tr><td colspan="1" rowspan="4">Kawin (K)&nbsp;</td><td>K/0 (tanpa tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp58.500.000&nbsp;</td></tr><tr><td>K/1 (1 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp63.000.000&nbsp;</td></tr><tr><td>K/2 (2 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp67.500.000&nbsp;</td></tr><tr><td>K/3 (3 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp72.000.000&nbsp;</td></tr><tr><td colspan="1" rowspan="4">Kawin + Istri (K/I) Penghasilan suami dan istri digabung&nbsp;</td><td>KI/0 (tanpa tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp112.500.000&nbsp;</td></tr><tr><td>KI/1 (1 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp117.000.000&nbsp;</td></tr><tr><td>KI/2 (2 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp121.500.000&nbsp;</td></tr><tr><td>KI/3 (3 tanggungan)&nbsp;</td><td>Rp126.000.000&nbsp;</td></tr></tbody></table></figure><h3 style="text-align:justify;">Baca juga: <a href="https://www.pajakku.com/read/631022b8767ce5265ee93831/Apa-Perbedaan-Wajib-Pajak-Aktif-dan-Wajib-Pajak-Non-Efektif">Apa Perbedaan Wajib Pajak Aktif dan Wajib Pajak Non Efektif?</a></h3>&nbsp;Wajib Pajak Orang Pribadi Tunggal tetap dapat menerima PTKP tambahan. Sumbernya adalah tambahan Rp4,5 juta per anggota keluarga sedarah dan keluarga sedarah dan tanggungan penuh anak angkat, maksimal tiga orang di satu keluarga.&nbsp;Dalam terminologi perpajakan Indonesia, kerabat sedarah yang dapat menjadi tanggungan dan dapat ditambahkan ke dalam PTKP adalah ayah, ibu dan anak kandung.&nbsp;Sedangkan, keluarga langsung menikah yang dapat menjadi tanggungan dan meningkatkan PTKP adalah mertua dan anak tiri. Saudara dan ipar, walaupun nafkahnya ditanggung oleh Wajib Pajak yang bersangkutan, tidak dihitung sebagai PTKP tambahan. &nbsp;&nbsp;&nbsp;<h2 style="text-align:justify;">Simulasi Perhitungan PPh Dengan Potongan PTKP</h2>Andi memiliki status pribadi atau tidak kawin dan tidak mempunyai tanggungan. Andi menerima gaji setiap bulan sebesar Rp10.000.000 atau Rp120.000.000 per tahun. Bagaimanakah cara melakukan perhitungan PPh 21 untuk Andi?<h3 style="text-align:justify;">&nbsp;</h3><h3 style="text-align:justify;">Jawab:</h3>Gaji per bulan = Rp10.000.000Gaji dalam satu tahun = Rp120.000.000&nbsp;PKP = Rp120.000.000 - PTKP per tahun&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp;= Rp 120.000.000 - Rp54.000.000 =Rp66.000.000&nbsp;PKP Andi masuk ke lapisan kedua antara Rp50.000.000 hingga Rp250.000.000, maka berlaku dua lapis tarif PPh 21:<ul><li style="text-align:justify;">Lapisan pertama Rp60.000.000 x 5% = Rp3.000.000</li><li style="text-align:justify;">Lapisan kedua Rp6.000.000 x 15% = Rp900.000</li><li style="text-align:justify;">Total PPh 21: Rp3.900.000</li></ul>&nbsp;PPh 21 terutang setahun = Rp3.900.000 PPh 21 dalam sebulan&nbsp; &nbsp; &nbsp;= Rp325.000<h2 style="text-align:justify;"> Siapa Saja yang Bebas PPh?</h2>Berdasarkan Pasal 60 PP Nomor 5 Tahun 2022, terdapat beberapa kelompok yang tidak dikenakan PPh. Kelompok pertama yaitu UMKM orang pribadi dengan omzet kurang dari sama dengan Rp500 juta dalam satu tahun. Itu artinya, UMKM orang pribadi hanya perlu membayar PPh jika memiliki omzet lebih dari Rp500 juta/tahun. Kelompok kedua yaitu masyarakat yang memiliki gaji di bawah Rp4.500.000 tiap bulan. Kelompok ini berada di bawah batas PTKP yaitu Rp54.000.000 per tahun atau Rp4.500.000 per bulan.&nbsp;

Wajib Pajak baik perorangan maupun badan memiliki kewajiban yaitu membayar pajak, seperti hal nya adalah PPh (Pajak Penghasilan) bagi Wajib Pajak yang sudah bekerja dan mendapatkan penghasilan.

PTKP 2025 Bagi Wajib Pajak: Simak Aturan Terbarunya 

Jakarta

Bandung

Bali

KEBIJAKAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DAN PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI UNTUK TAHUN PAJAK 2024

KEBIJAKAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 29 YANG TERUTANG DAN/ATAU PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI UNTUK TAHUN PAJAK 2024 SEHUBUNGAN DENGAN HARI LIBUR NASIONAL DAN CUTI BERSAMA DALAM RANGKA HARI SUCI NYEPI (TAHUN BARU SAKA 1947) DAN HARI RAYA IDULFITRI 1446 HIJRIAH

Keputusan Dirjen Pajak

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Pajak Penghasilan

Pengumuman

KEBIJAKAN PELAYANAN SELAMA BULAN RAMADAN 1446 H DAN BATAS AKHIR PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN PAJAK 2024

RALAT ATAS PENGUMUMAN DIREKTUR PENYULUHAN, PELAYANAN, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT NOMOR PENG-18/PJ.09/2025

KEBIJAKAN PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRATIF ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN DAN/ATAU PENYETORAN PAJAK YANG TERUTANG DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN SEHUBUNGAN DENGAN IMPLEMENTASI CORETAX DJP

PENAMBAHAN FITUR MULTI-FACTOR AUTHENTICATION (MFA) MELALUI MOBILE AUTHENTICATOR PADA APLIKASI DJP ONLINE

PEMBUATAN FAKTUR PAJAK MELALUI APLIKASI E-FAKTUR CLIENT DESKTOP 

Pajak Pertambahan Nilai

Lainnya

PELAPORAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN

PEMBERITAHUAN PELAKSANAAN PRAIMPLEMENTASI CORETAX DJP

PENERAPAN MULTI-FACTOR AUTHENTICATION (MFA) PADA APLIKASI DJP ONLINE

PENYEBARLUASAN INFORMASI MENGENAI CORETAX

PETUNJUK PENGGUNAAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN NOMOR IDENTITAS  TEMPAT KEGIATAN USAHA BAGI WAJIB PAJAK SERTA PENYESUAIAN ATAS  PENGUMUMAN DIREKTUR PENYULUHAN, PELAYANAN, DAN HUBUNGAN MASYARAKAT  NOMOR PENG-4/PJ.09/2024

IMBAUAN KEPADA PENGUSAHA KENA PAJAK UNTUK MENYAMPAIKAN PEMBERITAHUAN PEMUSATAN TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TERUTANG PADA TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPAT KEDUDUKAN

Keputusan Menteri Keuangan

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI, WAJIB PAJAK BADAN, DAN WAJIB PAJAK INSTANSI PEMERINTAH

Peraturan Menteri Keuangan

PEMBARUAN KETIGA DAFTAR LAYANAN PERPAJAKAN BERBASIS NPWP 16 DIGIT, NITKU, DAN NPWP 15 DIGIT

PEMBARUAN KEDUA DAFTAR LAYANAN PERPAJAKAN BERBASIS NPWP 16 DIGIT, NITKU, DAN NPWP 15 DIGIT

PEMBARUAN DAFTAR LAYANAN PERPAJAKAN BERBASIS NPWP 16 DIGIT, NITKU, DAN NPWP 15 DIGIT

PENGGUNAAN NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SEBAGAI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DENGAN FORMAT 16 (ENAM BELAS) DIGIT, DAN NOMOR IDENTITAS TEMPAT KEGIATAN USAHA DALAM LAYANAN ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Peraturan Dirjen Pajak

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 112/PMK.03/2022 TENTANG NOMOR POKOK WAJIB PAJAK BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI, WAJIB PAJAK BADAN, DAN WAJIB PAJAK INSTANSI PEMERINTAH

KEWAJIBAN PENYAMPAIAN LAPORAN REALISASI PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA (PPS)

TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM PENGUNGKAPAN SUKARELA WAJIB PAJAK

DAFTAR YURISDIKSI PARTISIPAN DAN YURISDIKSI TUJUAN PELAPORAN DALAM RANGKA PERTUKARAN INFORMASI SECARA OTOMATIS (AUTOMATIC EXCHANGE OF FINANCIAL ACCOUNT INFORMATION/AEOI) TAHUN 2024

PENGGUNAAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK PADA SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN

IMPLEMENTASI NASIONAL INTERKONEKSI MODUL PEMBERITAHUAN JASA KAWASAN EKONOMI KHUSUS (PJKEK)

PEMBERITAHUAN PEMUTAKHIRAN APLIKASI E-FORM SPT TAHUNAN PEMBETULAN UNTUK MENGAKOMODIR PENGINPUTAN SKPPKP SEBELUM TAHUN PAJAK 2022

PENGGUNAAN NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SEBAGAI NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DENGAN FORMAT 16 (ENAM BELAS) DIGIT SECARA TERBATAS PADA SISTEM APLIKASI KEUANGAN TINGKAT INSTANSI DAN SISTEM PERBENDAHARAAN DAN ANGGARAN NEGARA

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NOMOR 231/PMK.03/2019 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGHAPUSAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK, PENGUKUHAN DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK, SERTA PEMOTONGAN DAN/ATAU PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK BAGI INSTANSI PEMERINTAH

TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA DI BIDANG PAJAK PENGHASILAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, SERTA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

PERPANJANGAN BATAS WAKTU PENDAFTARAN REKRUTMEN RELAWAN PAJAK

Kontak Pajakku

Perjanjian Lisensi

Syarat & Ketentuan

Kebijakan Privasi

Undang-Undang

Peraturan Pemerintah Pengganti UU

Peraturan Pemerintah

Peraturan - Pemerintah

Peraturan Presiden

Instruksi Presiden

Keputusan Presiden

Peraturan Menteri Lainnya

Peraturan Bersama Menteri

Keputusan Menteri Perindustrian

Peraturan Menteri Perdagangan

Keputusan Menteri Perdagangan

Keputusan Menteri Dalam Negeri

Keputusan Pengadilan Pajak

Keputusan Bersama Menteri

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Keputusan Menteri Tenaga Kerja

Peraturan Menteri Perindustrian

Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan

Surat Edaran Menteri Keuangan

Instruksi Menteri Keuangan

Surat Menteri Keuangan

Peraturan Bersama Dirjen

Surat Edaran Dirjen Anggaran

Surat Dirjen Perbendaharaan

Surat Dirjen Bea & Cukai

Keputusan Bersama Dirjen

Surat Direktur Teknis Kepabeanan

Peraturan Dirjen Perdagangan Luar Negeri

Surat Edaran Dirjen Bea & Cukai

Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan

Peraturan Dirjen Bea & Cukai

Peraturan Dirjen Perbendaharaan

Surat Dirjen Anggaran

Keputusan Dirjen Perbendaharaan

Surat Edaran Bersama Dirjen

Keputusan Dirjen Bea & Cukai

Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Surat Edaran Sekretaris Dirjen Pajak

Surat Edaran Dirjen Pajak

Surat Sekretaris Dirjen Pajak

Surat Dirjen Pajak

Instruksi Dirjen Pajak

Peraturan Daerah

Peraturan Walikota Salatiga

Peraturan Ketua Pengadilan Pajak

Peraturan Walikota Semarang

Tax Treaty

Surat Kawat

Peraturan Walikota Yogyakarta

Peraturan Lainnya

Peraturan Gubernur DKI

Surat Edaran Pengadilan Pajak

Peraturan Walikota Pekalongan

Peraturan Bupati Pemalang

Peraturan Daerah Kota Bandung

Ibu Kota Nusantara

Tax Prep

Fraud & Deception

Digital Assemblage

Analytics, Planning, & Monitoring

Human Enabler

Validasi & Konfirmasi Status Wajib Pajak dengan Cepat dan Akurat

Pajakku patuh kepada semua peraturan dan arahan dari Direktorat Jendral Pajak maupun Direktorat Jenderal Perbendaharaan, serta rutin melakukan proses pengawasan oleh multi lembaga Pemerintah dan Swasta. Pajakku juga terus beradaptasi terhadap peraturan terbaru yang berlaku.

Terdaftar dan Diawasi oleh DJP & DJPb

Pemeliharaan dan pembaharuan layanan secara otomatis, serta ketersediaan layanan yang selalu hadir untuk membantu member setia Pajakku, dengan bantuan responsif dari Support Pajakku.

Mudah dan Nyaman

Gunakan fitur tambahan keamanan yang melindungi database perusahaan Anda, dari dalam dan luar. Dengan layanan kontrol security platform&nbsp;dan security expert, Fitur Protect Plus menjadi solusi pencegahan kehilangan data perusahaan. Hindari berbagai ancaman kejahatan siber melalui intelijen yang telah dipatenkan. Bersama Pajakku, kami memprioritaskan keamanan Anda.

Protect Plus

Pajakku bersertifikasi internasional ISO/IEC 27001:2022 untuk Manajemen Keamanan Informasi, ISO 9001:2015 untuk Sistem Manajemen Mutu, dan ISO/IEC 20000-1:2018 untuk Sistem Manajemen Layanan Teknologi Informasi, dari British Standards Institution, dalam menjaga keamanan dan kerahasiaan data informasi seluruh member Pajakku.

Aman, Rahasia dan Terpercaya

e-Konfirmasi Status Wajib Pajak

Pemantauan dan Analisis Pajak Komprehensif untuk Keputusan Bisnis yang Lebih Tepat

Business Intelligence Pajak

Solusi Cepat & Efisien untuk Pengelolaan hingga Distribusi Dokumen Pajak

Tador

Kelola Semua Jenis PPh dengan Aman, Mudah, dan Akurat

e-Pengolahan Pajak Terpadu

Akselerasi Penggunaan e-Meterai dan Tanda Tangan Digital 

e-Met Pajakku

Platform Terintegrasi untuk Rekomendasi & Pengelolaan Kewajiban Pajak

Sistem Integrasi Perpajakan

Tingkatkan Keahlian Pajak Anda dengan Uji Kompetensi Kami

Uji Kompetensi Perpajakan

Kelola Faktur Pajak dan e-SPT dengan Praktis

183 Dokumen

Fokus